a. Pengertian DM
DM adalah penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Anonim, 2006c).
Hiperglikemia kronik
disertai
berbagai
kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal
menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf
dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron
(Anonim, 2001).
b.
Klasifikasi DM
Klasifikasi etiologis
DM menurut American Diabetes Assosiation sesuai anjuran
PERKENI adalah (Anonim, 2006a) :
1) DM tipe 1
DM tipe 1 juga disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) (Tjay dan Rahardja 2007). IDDM atau Diabetes Melitus
Tergantung Insulin (DMTI) merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
diperkirakan kurang dari
5-10% dari keseluruhan
populasi penderita diabetes. Gangguan produksi insulin pada DM tipe
1 umumnya terjadi
karena
kerusakan sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun (Anonim, 2005). Ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap
sel β yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel β) dengan antibodi (ICA) menyebabkan hancurnya sel β (Suyono, 2004). Kerusakan sel dihubungkan oleh bermacam-macam virus,
diantaranya: virus rubella, coxsackievirus
B, cytomegalovirus, adenovirus, dan
mumps
(Anonim, 2007). Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut (Soegondo, 2004 ).
Gambaran kliniknya biasa timbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig (Suyono, 2004).
2) DM tipe 2
DM tipe 2 juga disebut NIDDM
(Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
(Tjay dan Rahardja,
2007).
NIDDM atau
Diabetes
Tidak
Tergantung
Insulin
(DMTTI) disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin (Anonim, 2001). Resistensi insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini
terlihat dari
berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan
glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain (Anonim, 2001). Menurut American Assosiation
of Clinical Endocrinology, tanda-tanda klinis resistensi insulin
adalah obesitas, kadar trigliserida tinggi, kadar HDL-C rendah, tekanan darah yang tinggi, kadar gula darah
post prandial, dan kadar gula darah puasa (Anonim, 2007).
Pada
awal perkembangan DM tipe
2,
sel-sel
β
menunjukkan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya
sekresi insulin gagal mengkompensasi
resistensi insulin. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Anonim, 2005).
3) DM gestasional
Gestasional Diabetes
Mellitus (GDM) adalah
keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasa berlangsung hanya sementara atau temporer (Anonim, 2005). Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes (Suyono,
2004). Faktor resiko terjadinya
GDM adalah
usia
tua, etnik,
obesitas, riwayat keluarga, dan riwayat
gestasional
terdahulu (Schteingart, 2005). Pada
umumnya, kadar gula darah kembali normal setelah
melahirkan. Namun, GDM meningkatkan resiko diabetes tipe 2 pada usia lanjut (Rimbawan dan Siagian, 2006).
4) Diabetes tipe lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar