Rabu, 31 Oktober 2012

Diabetes Mellitus


a.   Pengertian DM
DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Anonim, 2006c).
Hiperglikemia  kronik  disertai  berbagai  kelainan  metabolik  akibat  gangguan hormonal  menimbulkan  berbagai  komplikasi  kronik  pada  mata,  ginjal,  saraf  dan pembuluh  darah,  disertai  lesi  pada  membran  basalis  dalam  pemeriksaan  dengan mikroskop elektron (Anonim, 2001).

b.  Klasifikasi DM

Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Assosiation sesuai anjuran

PERKENI adalah (Anonim, 2006a) :






1)  DM tipe 1

DM tipe 1 juga disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus) (Tjay dan Rahardja   2007).   IDDM   atau   Diabetes   Melitus   Tergantung   Insulin   (DMTI) merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan kurang dari
5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. Gangguan produksi insulin pada DM  tipe  1  umumnya  terjadi  karena  kerusakan  sel-sel  β  pulau  Langerhans  yang disebabkan  oleh  reaksi  otoimun  (Anonim,  2005).   Ini  menyebabkan  timbulnya antibodi terhadap sel β yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel β) dengan antibodi (ICA) menyebabkan hancurnya sel β (Suyono, 2004). Kerusakan sel   dihubungkan    oleh      bermacam-macam       virus,     diantaranya:     virus       rubella, coxsackievirus   B,   cytomegalovirus,   adenovirus,  dan  mumps   (Anonim,  2007). Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut (Soegondo, 2004 ). Gambaran kliniknya biasa timbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig (Suyono, 2004).
2)  DM tipe 2

DM tipe  2  juga  disebut  NIDDM  (Non  Insulin  Dependent  Diabetes  Mellitus) (Tjay  dan   Rahardja,  2007).  NIDDM  atau  Diabetes  Tidak  Tergantung  Insulin (DMTTI) disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin (Anonim, 2001). Resistensi                  insulin     adalah  turunnya       kemampuan      insulin                    untuk      merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi  relatif  insulin.  Ketidakmampuan  ini  terlihat  dari  berkurangnya  sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain (Anonim, 2001). Menurut American Assosiation of Clinical  Endocrinology, tanda-tanda klinis resistensi insulin adalah obesitas, kadar trigliserida tinggi, kadar HDL-C rendah, tekanan darah yang tinggi, kadar gula darah post prandial, dan kadar gula darah puasa (Anonim, 2007).
Pada awal  perkembangan  DM  tipe  2,  sel-sel  β  menunjukkan  gangguan  pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Faktor  genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Anonim, 2005).
3)  DM gestasional

Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasa berlangsung hanya sementara atau temporer  (Anonim, 2005). Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes (Suyono,
2004).  Faktor  resiko  terjadinya  GDM  adalah  usia  tua,  etnik,  obesitas,  riwayat keluarga,  dan  riwayat  gestasional  terdahulu  (Schteingart,  2005).  Pada  umumnya, kadar gula darah kembali normal setelah melahirkan. Namun, GDM  meningkatkan resiko diabetes tipe 2 pada usia lanjut (Rimbawan dan Siagian, 2006).
4)  Diabetes tipe lain

Defek  genetik  fungsi sel  beta,  defek  genetik  kerja  insulin,  penyakit  eksokrin pankreas,  endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, penyebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (Anonim, 2001).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar