Berikut
ini beberapa perawatan yang dilakukan penderita diabetes.
- Lakukan
Diet
- Diet merupakan usaha mengendalikan kadar gula
dalam darah dengan cara mengurangi jumlah konsumsi kalori dan gula
sehingga diabetes Anda menjadi terkontrol dengan baik.
- Dalam menjalankan diet, Anda ikuti saran yang
telah diberikan dokter atau ahli gizi. Konsultasikan pula jenis makanan
yang boleh Anda makan dan makanan yang harus dihindari.
- Kunci utama dalam diet diabetes yaitu memilih
karbohidrat yang aman yaitu bahan makanan yang belum diproses seperti
sayur, buah, kacang dan sereal. Bahan makanan tersebut mengandung
karbohidrat yang memerlukan sedikit insulin, kaya serat dan mengandung
antioksidan alami serta efektif dapat memperbaiki retensi insulin.
- Dalam diet diabetes, Anda juga perlu mengatur
penyerapan gula oleh tubuh agar tidak terjadi kelebihan di dalam darah.
Caranya yaitu dengan memilih karbohidrat kompleks yang banyak mengandung
serat dan rendah kolesterol. Tingginya kandungan serat dapat memperlambat
penyerapan gula darah ke dalam pembuluh darah sekaligus mengurangi kadar
kolesterol darah.
- Makanlah di waktu lapar dan berhentilah
sebelum kenyang. Dengan demikian insulin dapat bekerja lebih optimal
dalam menahan laju kelebihan gula dalam darah.
- Lakukan
tes darah secara rutin
- Dengan menggunakan glukometer, Anda dapat
mengukur kadar gula darah secara mandiri di rumah. Caranya yaitu dengan
menusuk jari dengan jarum kecil yang dinamakan lanset. Darah yang keluar,
Anda tempelkan pada strip tes. Dalam 30 – 45 detik hasilnya akan terbaca.
- Dari hasil tes tersebut dapat Anda gunakan
sebagai patokan dalam mengatur jumlah asupan makan, aktivitas, atau
obat-obatan untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang normal.
- Bagi penderita type 2 diabetes, lakukan tes
darah ini sebanyak 1-3 kali sehari, yaitu ketika bangun tidur, sebelum
makan dan sebelum tidur.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penetapan
tujuan kadar gula darah Anda agar kelebihan gula darah dapat tetap
terkendali.
- Lakukan
olahraga secara rutin
- Bagi penderita diabetes, olahraga dan diet
merupakan kombinasi yang tepat dalam mengontrol kadar gula darah sehingga
tingkat penderitaannya tidak lagi tergantung pada obat.
- Bagi penderita type 2 diabetes olahraga dapat
bermanfaat merangsang pengaktifan produksi insulin dan menjadikan insulin
dapat bekerja lebih efisien.
- Dengan olahraga secara teratur, selain dapat
menurunkan berat badan juga dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol,
menghindari resiko penyakit jantung.
- Jenis olahraga yang disarankan bagi penderita
diabetes adalah aerobik, yaitu kegiatan latihan fisik secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama. Latihan aerobik yang dapat
dilakukan yaitu jogging, jalan kaki, bersepeda dan berenang.
- Bagi penderita diabetes yang menggunakan
suntik insulin, periksalah kadar gula dalam darah sebelum dan sesudah
latihan.
Minumlah Obat Diabetes
Dokter akan memberikan Anda obat
antidiabetes, jika diet dan olahraga dapat membantu dalam mengontrol kadar
glukosa darah.
- Biguanid
(metformin)
- Obat ini bekerja mengurangi produksi glukosa
hati dan memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan, membantu otot dan
sel-sel lemak dan hati menyerap kelebihan glukosa dari aliran darah
sehingga akan menurunkan kadar gula darah.
- Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita
yang mempunyai gangguan fungsi hati dan ginjal, penderita hipoksia
jaringan
- Sulfonyl
ureas
- Obat ini bekerja memicu sel-sel beta pankreas
untuk membuat lebih banyak insulin.
- Obat ini cocok untuk penderita type 2 diabetes
karena kelebihan berat badan. Namun tidak cocok untuk penderita diabetes
karena usia lanjut karena dapat menyebabkan hipoglikemia (kadar gula
darah rendah).
- Ada 6 golongan obat yang termasuk dalam
sulfonyl ureas yaitu glibenklamida, glibenklamida micronized,
glikasida, glikuidon, glipisida, glimepirida dan klorpromida.
- Thiazolidinediones
(seperti rosiglitazone)
- Obat ini bekerja pada otot, lemak dan hati
untuk menghambat pelepasan gula dari jaringan adiposa. Jadi ketika
insulin diproduksi, otot, sel-sel lemak dan hati akan menyerap kelebihan
gula darah.
Obat jenis rosiglitazone tidak boleh diberikan pada penderita yang
mempunyai komplikasi penyakit jantung.
- Meglitinides
(termasuk repaglinide dan Nateglinide)
- Obat ini mempunyai prinsip kerja yang hampir
sama dengan jenis sulfonyl ureas yaitu memicu pankreas untuk membuat
lebih banyak insulin sebagai respon terhadap kelebihan gula darah.
3. Pengobatan DM
Pengelolaan DM memerlukan penanganan
secara multidisiplin yang mencakup terapi
non-obat
dan
terapi obat
(Anonim, 2005). Terapi
obat
pada
prinsipnya diberikan jika penerapan terapi non-obat yang telah dilakukan
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
darah sebagaimana yang diharapkan (Subardi
dan Yunir, 2006).
a. Terapi tanpa obat
1) Pengaturan diet
Tujuan pokok pelaksanaan diet penderita diabetes adalah mengurangi hiperglikemia, mencegah hipoglikemia pada pasien yang mendapatkan pengobatan dengan insulin, dan mengurangi resiko komplikasi
terutama penyakit kardiovaskuler (Rimbawan dan
Siagian,
2004). Penurunan
berat badan
telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin
dan memperbaiki respon
sel-sel β terhadap
stimulus glukosa (Anonim, 2005).
2) Olah raga
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Anonim, 2005). Dianjurkan olah raga teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ± 0,5 jam yang sifatnya sesuai CRIPE
(Continous, Rhythmical,
Interval, Progressive, Endurance training) (Anonim, 2001).
b. Terapi obat
Antidiabetika digunakan sebagai pengobatan DM ada dua jenis, yaitu (Anonim,
2000):
1) Insulin
Insulin adalah suatu hormon polipeptida yang dihasilkan oleh sel-β dari pulau Langerhans
dan
merupakan
kelompok sel
yang
terdiri dari
1% masa pankreas (Rimbawan dan Siagian, 2004). Dosis insulin dinyatakan dalam unit (U). Sediaan homogen human
insulin
mengandung 25-30 UI/mg.
Insulin diberikan secara subkutan dengan tujuan
mempertahankan kadar gula
darah
dalam
batas
normal sepanjang hari yaitu 80-160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia di atas 60 tahun batas ini lebih
tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang
dari 200 mg% setelah
makan.
Insulin dapat segera diberikan
dalam
keadaan dekompensasi metabolik
berat, misalnya ketoasidosis, stress berat, berat
badan yang menurun
dengan cepat, adanya ketonuria (Anonim, 2006a).